Antara JPop dan KPop (No IPop!)

Beberapa hari yang lalu (umm.. sepertinya sudah lebih dari dua bulan yang lalu) baru sadar kalau playlist di ponsel tidak ada satu pun lagu yang berbahasa Indonesia. Paling banyak Korea, lagu-lagu Barat dan Jepang.

Entah sejak kapan mulai tidak tertarik dengan lagu-lagu dari dalam negeri. Jarang sekali mengikuti perkembangannya, paling hanya mendengarkan beberapa di antaranya, lalu bosan. Apalagi sejak kurang lebih dua tahun yang lalu bermunculan Boy-Girl Band yang tampil dengan vocal dan genre yang hampir sama, membuat saya malas menonton acara musik yang disiarkan beberapa tv nasional tiap pagi. Mendingan nonton Spongebob kemana-mana. Ah, tapi emang dari dulu kurang begitu suka sih acara macam itu, paling mantengin kalo ada artis dari luar.

Sepertinya sejak kelas tiga SMA jadi kurang suka lagu-lagu dalam negri. Kalau jaman SMP dulu, sempet tergila-gila sama yang namanya Ungu. Sekarang sih paling hanya tertarik beberapa penyanyi yang udah agak lama saja.

Miris memang kalau tidak cinta dengan produk lokal. Tapi gegara punya pengalaman buruk dengan lagu berbahasa Indonesia, sekarang jadi tidak suka. Bukan benci, hanya tidak suka. Berasa dangkal karena langsung bisa dipahami, dan berasa diri sendiri mudah terbaca orang lain.

Awal-awal lulus SMA sempat jadi fans Avenged Sevenfold gara-gara pengaruh teman laki-laki. Terus pindah haluan ke Simple Plan, Avril Lavigne, Linkin Park lalu lompat ke YUI karena suka sama suaranya yang menurut saya lembut. Dulu tahu dan kenal lagu-lagu Jepang cuma dari soundtrak-soundtrak anime saja. Sekarang pun iya, karena hanya mengikuti beberapa di antaranya. Selebihnya hanya tahu dari opening atau ending anime yang diikuti.

Jadi K-popers baru sekitar dua tahun kali, ya? Oh bukan-bukan, saya bukan fanatik, saya hanya lebih suka mendengarkannya. Dan bukan hanya genre pop saja yang saya dengarkan.

Pertama kenal dengan lagu Korea yang mengena di hati itu gara-gara lagunya Byul yang I Think I yang jadi soundtrak drama Full House. Walaupun waktu itu tidak tahu artinya sama sekali, tapi ada beberapa bait lagu yang pakai bahasa Inggris, lalu dalam hati langsung bilang, “ini lagu artinya dalem!”, apalagi lagunya dijadikan backsound untuk adegan-adegan yang sedih. Sejak hari itulah mulai suka dengan lagu-lagu dari Korea.

Dan sekarang di playlist cuma ada lagu-lagu dari Jepang, Korea, dan beberapa lagu Barat. Walaupun dari segi lirik hampir sama galaunya dengan lagu-lagu berbahasa Indonesia, tapi berhubung berbahasa asing jadi tidak banyak yang tahu arti dibalik lagu-lagu yang saya dengarkan. Dan yang paling penting, mereka tidak tahu alasan kenapa terkadang saya menangis jika sedang mendengarkan lagu-lagu tersebut. ^^

04032k13

Leave a comment